want to know me more ???

follow me on twitter : @putriameliapupu and add me on facebook putri amelia pupu

Minggu, 19 Februari 2012

Awal ku MengenalMu, Sahabatku

Namaku Putri Amelia. Aku terlahir dari keluarga yang sederhana, namun sangat hangat dan harmonis. Aku merupakan anak pertama dan sekaligus juga anak terakhir. Ya, aku tidak memiliki saudara kandung, hanya aku yang menjadi buah hati bagi kedua orang tuaku. Aku sangat bahagia dan beruntung karna aku memiliki orang tua yang hebat seperti mereka. Oh ya, kedua orang tuaku berbeda suku dan agama (awalnya). Mamiku bersuku Batak Toba asli dan papa bersuku Jawa. Papa terlahir di Medan, tetapi kampung asli papa terletak di Jawa Tengah. Mamiku merupakan seorang Mu'alaff sejak menikah dengan papa. Semua terasa indah dengan keberadaanku yang hanya satu-satunya menjadi malaikat kecil bagi mereka. Aku dididik dengan sangat lembut oleh papa dan cenderung dimanjakan. Berbeda dengan mami, yang menyatakan rasa sayangnya padaku dengan didikan yang keras namun membangun. Apapun mereka lakukan untuk memenuhi keinginanku (tetap dengan taraf yang wajar). Semua terasa bahagia dan sempurna tanpa ada masalah yang mendatangi kami walaupun saat itu kami hidup dalam kesederhanaan. Aku merasa menjadi seorang anak yang paling beruntung di antara anak yang ada di seluruh dunia karena aku memiliki orang tua yang sangat menyayangiku seperti ini.


Tapi walaupun demikian, tiba-tiba aku menyadari akan suatu hal. Sesuatu yang tidak pernah aku pikirkan sebelumnya. Sesuatu yang memang wajar tidak terpikirkan oleh anak berusia 6 tahun sepertiku pada waktu itu. Sesuatu itu adalah masalah 'Agama' ataupun 'Keyakinan'. Papaku memang seorang Muslim dan mamiku seorang Mu'allaf. Tetapi papa dan mami tidak mendidik dan membekaliku dengan pengajaran Agama. Aku maklum akan hal ini, karna aku tahu bahwa mamiku juga belum begitu 'kena' dengan Agama yang dipilihnya. Mami memilih untuk 'berpindah' hanya agar dapat menikah dengan papa. Kembali ke topik, sejak kecil aku tidak pernah diajarkan apapun mengenai pengetahuan Agama. Aktivitas keagamaan di dalam keluarga kecil kami juga hampir tidak pernah ada. Papaku yang katanya seorang 'imam' juga tidak pernah mengambil tindakan apapun. Aku hanya mencari dan terus mencari akan permasalahan ini.

Ketika aku memasuki Sekolah Dasar, di sanalah aku baru mendapat pengetahuan tentang Agama. Aku dimasukkan ke SD yang berbasis Agama Islam, ya semi pesantren begitu lah. Dan memiliki pengajaran Agama yang sangat kuat. Di sana aku belajar dan terus belajar. Namun aku tidak mendapat apapun yang mampu 'menyentuh' hati nuraniku untuk dapat 'percaya'. Semakin aku berusaha untuk mengerti dan menerima, semamkin hati nuraniku 'menolak' untuk ikut ke dalam pengajaran itu. Singkat cerita, saat aku semakin bertumbuh semakin masalah dalam keluargaku muncul. Satu demi satu masalah dijadikan alasan untuk menjadi bahan keributan. Keluargaku mulai terasa 'dingin' berbeda dengan keadaan dulu. Aku menyaksikan orang tuaku berdebat dan saling membenarkn ego masing-masing. Ini merupakan pemandangan yang sangat sering aku saksikan dan tidak jarang membuatku stress dan sakit. Hati kecilku bertanya, dimana kebahagiaan yang dulu menyelimuti kami ? Yang ada sekarang hanyalah gumpalan awan hitam tebal yang menutupi mahligai rumah tangga yang dibangun mereka beberapa tahun yang lalu.

Hari berganti ke sehari, aku sering mendengar berita sukacita mengenai sebuah Pribadi yang sangat dielu-elukan bagi setiap pengikutNya. Ya, berita itu menjelaskan tentang sosok Tuhan Yesus. Aku mendengarNya lewat lagu-lagu pujian yang sering diputar oleh Opung ku setiap aku datang ke rumah mereka. Dan didukung juga dengan seluruh keluarga dari pihak mami yang masih berAgama Kristen. Aku mendengar PribadiNya yang lemah lembut dan penuh kasih. Aku tertarik denganNya. Dia merupakan Pribadi yang Ajaib dan Seorang yang melebihi dokter (pikirku saat masih anak-anak). Iseng-iseng aku masuk ke dalam kamar opungku yang di sana tersusun rapi Kitab Suci Injil dan buku-buku rohani lainnya. Mataku terpusat pada satu buku tebal berarna hitam dibalut 'cover' kulit dan berkancing resleting. Kubuka buku itu dan kubaca isinya bait demi bait. Buku itu ternyata adalah Alkitab yang berisikan Firman Tuhan. Ketika itu aku tidak mengerti apa yang dituliskan di dalamnya. Aku belum memahami apa tujuan dan makna dari semua yang dituliskan didalamnya. Yang aku tangkap hanyalah buku itu berisikan banyak sekali nasihat-nasihat dan 'janji' untuk sealu disertai dalam setiap masalah. Aku membaca bait demi baitnya dan aku selalu tersentak dengan apa yang aku baca, karena sangat sesuai dengan permasalahan keluargaku pada saat itu.


Sejak kejadian itu, aku semakin sering untuk masuk ke dalam kamar opung dan selalu berusaha mencari buku itu untuk aku baca. Aku selalu penasaran dengan isi yang selanjutnya. kubuka lagi dan semakin kubuka, semakin aku menyukai buku ini. Kata-kata yang ada dalam Alkitab ini membuat aku 'lupa' dengan semua persoalan hidup yang aku tanggung. Aku merasa aman setiap kali aku membaca semua janji peyertaan dariNya. Semakin aku buka dan aku pahami Pribadi Yesus itu dan semua terjadi tanpa sengaja. Saat aku duduk di kelas 6 SD, aku sudah semakin mengenal dan jatuh cinta pada Pribadi yang selama ini menjadi sahabat 'hayalan' ku. Ya, aku menyebutNya sahabat 'hayalan'. Karna Dia tidak terlihat, namun aku selalu menceritakan seluruh masalahku kehadapanNya dan selesai melakukan itu ada sebuah kelegaan dan jalan keluar yang aku terima. Jujur, pada situasi ini aku belum mengerti bagaimana caranya berdoa dan belum sepenuhnya mengenal akan Pribadi TriTunggal yang Esa. Hanya Yesus yang aku kenal. Waktu bergulir, sampai pada waktunya aku semakin jatuh cinta dengan Yesus.

Saat aku kelas 2 SMP, mamiku mengetahui tentang 'rahasia' persahabatanku dengan Yesus yang tak terlihat itu. Mami memergoki aku sedang membaca Alkitab dan 'bercakap-cakap' dengan Sahabatku. Mami tau dan akupun menceritakan semuanya. Berlanjut pada semua keluarga dari pihak mami tau akan hal ini. Masalah tidak berhenti di sini, mami malah melarangku untuk membaca buku itu. Mami takut kalau papa sampai tau, mungkin papa akan berpikiran bahwa mamilah yang telah mengajar-ajari aku akan hal itu. Maklum, statusnya kan aku muslim ketika itu :(

Aku bukanlah tipe anak yang gampang 'nurut'. Aku sedikit 'melawan' larangan mamiku. Tetapi tidak dengan kata-kata. Aku melawan dengan cara semakin sering untuk mencari dan mencari cerita-cerita tentang Sahabatku itu, Yesus. 

Pada saat itu aku bersekolah di SMP yang 'umum', tidak berbasis agama apapun. Tetapi tetap saja aku masih tercatat  sebagai penganut Agama yang diturunkan dari papa. Hatiku memberontak saat menerima pengajaran di luar PribadiNya. Selalu aku memohon pada Tuhan saat aku mengalami kesulitan ketika memasuki mata pelajaran agama. Dan pertolongan Tuhan selalu nyata.




Aku sangat-sangat jatuh cinta dengan PribadiNya. Semakin aku masuk lebih dalam, aku semakin dapat merasakan cinta dan kasih yang sempurna. Jauh lebih dari cukup untuk menutupi ketidak sempurnaan cinta yang diberikan orang tuaku akibat maslah hidup yang menggeluti kami ketika itu.

Sampai setahun berlalu, aku duduk di kelas 3 SMP, mamiku mengajakku untuk berdiskusi mengenai jalan yang aku pilih ini. Ternayata mami melihat keseriusanku untuk mengikutiNya. Mami menangis dan hancur hati mendengar jawabanku. Mami mengambil keputsan untuk 'kembali' ke pada Penciptanya.

Tapi ternyata, keputusan ini mengharuskan mami untuk bercerai dengan papa. Hatiku hancuuuuuurrrrr !!!!!! ingin sekali aku berteriak dan menyayat-nyayat tanganku. Mendengar keluargaku hancur, aku serasa ingin mati!!! Tubhku kaku dan aliran darahku berdesir kencang membuat otakku terasa panas dan tegang.... sakit Tuhaaaaaaannn !!!!!! aku berteriak memanggil namaNya.
selama ini memang papa tidak mengetahui aku mengikut Yesus, dan aku ingin papa tau tapi tidak sekarang saatnya dan tidak dengan cara menyakitkan seperti ini. Masalah yang telah ada dulu dan ditambah dengan kabar mamiku inginm'kembali', papa mengambil tindakan untuk meninggalkan kami. Papa memberikanku pilihan untuk ikut dengan siapa.
Aku harus ikut siapaaaaaa !!!!??????? oh Tuhaaaaaaaaaaaaaaaaaan...
saat itu adalah saat dimana aku benar-benar merasa seperti seorang yang paling hina. Apa yang harus aku katakan pada teman-temanku ? Bagaimana aku harus menahan malu ? Bagaimana aku harus menjalani hari-hariku tanpa papa ? Aku sangat menyayangi mereka. Papa yang lembut dan mami yang tegas, pasangat yang cocok untuk menuntunku menuju masa remaja. Tapi ternyata masa remajaku kelam dan aku harus menjalani semuanya sendirian.
Ehhhh, tidak !!! aku tidak sendiran. Kembali aku teringat akan Sahabatku. YESUS !
hanya Dia... yang mampu menopangku. hanya Dia yang mampu menuntunku melewati semua masa-masa kelamku.

pisahnya aku dengan papa, adalah titik awal dari kedewasaan rohaniku. Aku percaya bahwa Tuhan telah merancangkan segalanya bagiku melalui setiap pergumulan hidup yang menghampiriku.

Selesai dulu di sini yaaaaa... kelanjutannya nanti akan aku sampaikan...
yang pasti, pekerjaan Sahabatku sangat-sangat ajaib dan luar biasa dahsyat !

God bless u... :)

3 komentar:

  1. Terkadang agama merupakan spirit spiritual yang sangat sensitif untuk dibicarakan atau pun di perdebatkan manakala itu menjadi tolak ukur seseorang dalam menentukan pilihan keyakinan yang dianutnya. kaka tau masalah yang dirasakan oleh De' Pupu, cuman saran dari kaka adalah "apa yang sudah kau pilih maka jalanilah apa yang sudah kau tetapkan sungguh-sungguh dalam hatimu dan berpikirlah secara logika maka kebenaran akan terungkap" n Don't never give up,, (^.^)

    BalasHapus
  2. terimakasih kaka... ^_^
    i won't never give up...

    BalasHapus
  3. “Ask and it will be given to you; seek and you will find; knock and the door will be opened to you.”

    Semangat pupu..:)

    BalasHapus